BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Narkoba atau Napza adalah
obat atau bahan atau zat yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, dihisap,
dihirup, ditelan atau disuntikan berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan
saraf pusat) dan sering menyebabkan ketergantungan akibatnya kerja otak berubah
(meningkat atau menurun). Demikian pula fungsi fital organ tubuh lain (jantung,
peredaran darah, pernafasan dan lain lain).
Narkoba yang ditelan
masuk lambung kemudian ke pembuluh darah. Jika dihisap atau dihirup zat diserap
dalam pembuluh darah melalu saluran hidung dan paru-paru. Jika disuntikan
langsung masuk ke aliran darah. Darah membawa zat itu ke otak.
Narkoba (narkotik, psikotropika, dan obat terlarang) adalah
istilah penegak hukum dan masyarakat. Narkoba disebut berbahaya karena tidak
aman digunakan manusia. Oleh karena itu, penggunaan, pembuatan, dan
peredarannya diatur dalam undang-undang. Barang siapa yang menggunakan dan mengedarkanyya
diluar ketentuan hukum, dikenai sanksi pidana penjara dan hukuman denda.
1.2 Rumusan Masalah
Ø Apa sajakah jenis-jenis narkoba itu?
Ø Apa sajakah kelompok Narkoba
berdasarkan efeknya?
Ø Bagaimanakah pemanfaatan Narkoba
tersebut?
Ø Apas ajakah gejala yang ditimbulkan
pemakaian Narkoba yang berlebihan?
Ø Apa sajakah tanda-tanda kemungkinan Penyalahgunaan Narkotika dan Zat
adiktif?
Ø Bagaimanakah Narkoba memengaruhi kinerja Otak?
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Ø Mengetahui berbagai jenis Narkoba
Ø Mengetahui kelompok Nrkoba
berdasarkan efeknya
Ø Mengetahui pemanfaatan Narkoba
Ø Mengetahui gejala yang ditimbulkan
pemakaian Narkoba yang berlebihan?
Ø Mengetahui tanda-tanda penyalahgunaan
Narkotika dan zat adiktif
1.3.2
Tujuan Khusus
Ø Untuk memenuhi tugas penulis yang
diberikan guru mata pelajaran Penjaskes.
1.4 Manfaat
Ø Untuk mengetahui Apa sajakah dampak
dari penggunaan Narkoba
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-jenis Narkoba
Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
(Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika adalah:
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium
obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah
zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat
yang termasuk psikotropika antara lain:
Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine,
Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi,
Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif
berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis
yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu
sistim syaraf pusat, seperti:
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut)
berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang
dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya
dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.
2.2
Kelompok Narkoba berdasarkan Efeknya
Berdasarkan efek yang
ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan sebagai berikut:
v
Halusinogen, efek dari narkoba
bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat
mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda
yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
v
Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti
jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan
seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang
pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
v
Depresan, efek dari narkoba
yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional
tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan
tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
v
Adiktif , Seseorang yang
sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat
tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif ,
karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam
otak,contohnya ganja , heroin , putaw
v
Jika terlalu lama dan
sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu
akan overdosis dan akhirnya kematian
2.3 Pemanfaatan Narkoba
Tumbuhan ganja telah
dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena
serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.
Namun demikian, karena
ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai
ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat
disalahgunakan.
Di sejumlah negara
penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja
diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas
yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada
sama sekali.
Sebelum ada larangan
ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan
umum disajikan.
Bagi penggunanya, daun
ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan
alat khusus bertabung yang disebut bong.
Ø Budidaya
Tanaman ini ditemukan
hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah
mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif
utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf
pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah
penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin
juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin
menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin
juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
Kata
"morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.
Kokain adalah senyawa sintetis yang memicu metabolisme sel menjadi sangat
cepat. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon
coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya
dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”. Saat ini
Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan
mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu.
Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan
heroin karena efek adiktif.
2.4 Gejala yang ditimbulkan pemakaian Narkoba Berlebih
1. Opiat
(heroin, morfin, ganja)
- perasaan senang dan bahagia
- acuh tak acuh (apati)
- malas bergerak
- mengantuk
- rasa mual
- bicara cadel
- pupil mata mengecil (melebar jika overdosis)
- gangguan perhatian/daya ingat
- perasaan senang dan bahagia
- acuh tak acuh (apati)
- malas bergerak
- mengantuk
- rasa mual
- bicara cadel
- pupil mata mengecil (melebar jika overdosis)
- gangguan perhatian/daya ingat
2. Ganja
- rasa senang dan bahagia
- santai dan lemah
- acuh tak acuh
- mata merah
- nafsu makan meningkat
- mulut kering
- pengendalian diri kurang
- sering menguap/ngantuk
- kurang konsentrasi
- depresi
- rasa senang dan bahagia
- santai dan lemah
- acuh tak acuh
- mata merah
- nafsu makan meningkat
- mulut kering
- pengendalian diri kurang
- sering menguap/ngantuk
- kurang konsentrasi
- depresi
3. Amfetamin
(shabu, ekstasi)
- kewaspadaan meningkat
- bergairah
- rasa senang, bahagia
- pupil mata melebar
- denyut nadi dan tekanan darah meningkat
- sukar tidur/ insomnia
- hilang nafsu makan
- kewaspadaan meningkat
- bergairah
- rasa senang, bahagia
- pupil mata melebar
- denyut nadi dan tekanan darah meningkat
- sukar tidur/ insomnia
- hilang nafsu makan
4. Kokain
- denyut jantung cepat
- agitasi psikomotor/gelisah
- euforia/rasa gembira berlebihan
- rasa harga diri meningkat
- banyak bicara
- kewaspadaan meningkat
- kejang
- pupil (manik mata) melebar
- tekanan darah meningkat
- berkeringat/rasa dingin
- mual/muntah
- mudah berkelahi
- psikosis
- perdarahan darah otak
- penyumbatan pembuluh darah
- nystagmus horisontal/mata bergerak tak terkendali
- distonia (kekakuan otot leher)
- denyut jantung cepat
- agitasi psikomotor/gelisah
- euforia/rasa gembira berlebihan
- rasa harga diri meningkat
- banyak bicara
- kewaspadaan meningkat
- kejang
- pupil (manik mata) melebar
- tekanan darah meningkat
- berkeringat/rasa dingin
- mual/muntah
- mudah berkelahi
- psikosis
- perdarahan darah otak
- penyumbatan pembuluh darah
- nystagmus horisontal/mata bergerak tak terkendali
- distonia (kekakuan otot leher)
5. Alkohol
- bicara cadel
- jalan sempoyongan
- wajah kemerahan
- banyak bicara
- mudah marah
- gangguan pemusatan perhatian
- nafas bau alkohol
- bicara cadel
- jalan sempoyongan
- wajah kemerahan
- banyak bicara
- mudah marah
- gangguan pemusatan perhatian
- nafas bau alkohol
6. Benzodiazepin
(pil nipam, BK, mogadon)
- bicara cadel
- jalan sempoyongan
- wajah kemerahan
- banyak bicara
- mudah marah
- gangguan pemusatan perhatian
- bicara cadel
- jalan sempoyongan
- wajah kemerahan
- banyak bicara
- mudah marah
- gangguan pemusatan perhatian
2.5 Tanda-tanda kemungkinan
penyalahgunaan Narkotika dan Zat adiktif
a.
Fisik
- berat badan turun drastis
- mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman
- tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan
ada tanda bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat
bekas suntikan
- buang air besar dan kecil kurang lancar
- sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas
- berat badan turun drastis
- mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman
- tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan
ada tanda bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat
bekas suntikan
- buang air besar dan kecil kurang lancar
- sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas
b. Emosi
- sangat sensitif dan cepat bosan
- bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang
- emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar
terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya
- nafsu makan tidak menentu
- sangat sensitif dan cepat bosan
- bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang
- emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar
terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya
- nafsu makan tidak menentu
c.
Perilaku
- malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya
- menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga
- sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit
dan pulang lewat tengah malam
- suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan menggadaikan
barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barang-barang berharga
miliknya, banyak yang hilang
- selalu kehabisan uang
- waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang
gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya
- takut akan air. Jika terkena akan terasa sakit – karena itu mereka jadi malas mandi
- sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala
“putus zat”
- sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya,
seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat
- sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan
- malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya
- menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga
- sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit
dan pulang lewat tengah malam
- suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan menggadaikan
barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barang-barang berharga
miliknya, banyak yang hilang
- selalu kehabisan uang
- waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang
gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya
- takut akan air. Jika terkena akan terasa sakit – karena itu mereka jadi malas mandi
- sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala
“putus zat”
- sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya,
seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat
- sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan
2.6 Narkoba memengaruhi kinerja Otak
Salah satu
akibat narkotika adalah mempengaruhi kerja otak. Pemakaian narkoba sangat
mempengaruhi kerja otak yang berfungsi sebagai pusat kendali tubuh dan
mempengaruhi seluruh fungsi tubuh. Karena bekerja pada otak, narkoba mengubah
suasana perasaan, cara berpikir, kesadaran dan perilaku pemakainya. Itulah
sebabnya narkoba disebut zat psikoaktif.
Menurut
Laurensius Daniel Agen, SKM, Dosen Akper Darma Insan Pontianak, ada beberapa
macam pengaruh narkoba pada kerja otak. Ada yang menghambat kerja otak, disebut
depresansia, sehingga kesadaran menurun dan timbul kantuk. Contoh golongan ini
adalah opioida yang di masyarakat awan dikenal dengan candu, morfin, heroin dan
petidin. Kemudian obat penenang atau obat tidur (sedativa dan hipnotika)
seperti pil BK, Lexo, Rohyp, MG dan sebagainya, serta alkohol.
Namun ada
pula narkoba yang memacu kerja otak, disebut stimulansia, sehingga timbul rasa
segar dan semangat, percaya diri meningkat, hubungan dengan orang lain menjadi
akrab. Akan tetapi menyebabkan tidak bisa tidur, gelisah, jantung berdebar
lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Contohnya adalah amfetamin, ekstasi,
shabu, kokain, dan nikotin yang terdapat dalam tembakau. Ada pula narkoba yang
menyebabkan khayal, disebut halusinogenika. Contoh LSD. Ganja menimbulkan
berbagai pengaruh, seperti berubahnya persepsi waktu dan ruang, serta
meningkatnya daya khayal, sehingga ganja dapat digolongkan sebagai
halusinogenika.
Agen
mengatakan, dalam sel otak terdapat bermacam-macam zat kimia yang disebut
neurotransmitter. Zat kimia ini bekerja pada sambungan sel saraf yang satu
dengan sel saraf lainnya (sinaps). Beberapa di antara neurotransmitter itu
mirip dengan beberapa jenis narkoba. Semua zat psikoaktif (narkotika,
psikotropika dan bahan adiktif lain) dapat mengubah perilaku, perasaan dan
pikiran seseorang melalui pengaruhnya terhadap salah satu atau beberapa
neurotransmitter. Neurotransmitter yang paling berperan dalam terjadinya
ketergantungan adalah dopamin.
Bagian otak
yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan adalah sistem limbus.
Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbus, sebagai pusat kenikmatan. Jika
narkoba masuk ke dalam tubuh, dengan cara ditelan, dihirup, atau disuntikkan,
maka narkoba mengubah susunan biokimiawi neurotransmitter pada sistem limbus.
Karena ada asupan narkoba dari luar, produksi dalam tubuh terhenti atau
terganggu, sehingga ia akan selalu membutuhkan narkoba dari luar.
“Yang terjadi
pada ketergantungan adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat
kenikmatan. Jika mengonsumsi narkoba, otak membaca tanggapan orang itu. Jika
merasa nyaman, otak mengeluarkan neurotransmitter dopamin dan akan memberikan
kesan menyenangkan. Jika memakai narkoba lagi, orang kembali merasa nikmat
seolah-olah kebutuhan batinnya terpuaskan. Otak akan merekamnya sebagai sesuatu
yang harus dicari sebagai prioritas sebab menyenangkan. Akibatnya, otak membuat
program salah, seolah-olah orang itu memerlukannya sebagai kebutuhan pokok.
Terjadi kecanduan atau ketergantungan,” kata dia.
Pada ketergantungan, orang harus
senantiasa memakai narkoba, jika tidak, timbul gejala putus zat, jika
pemakaiannya dihentikan atau jumlahnya dikurangi. Gejalanya bergantung jenis
narkoba yang digunakan. Gejala putus opioida (heroin) mirip orang sakit flu
berat, yaitu hidung berair, keluar air mata, bulu badan berdiri, nyeri otot,
mual, muntah, diare, dan sulit tidur.
Narkoba juga
mengganggu fungsi organ-organ tubuh lain, seperti jantung, paru-paru, hati dan
sistem reproduksi, sehingga dapat timbul berbagai penyakit. Contoh: opioida
menyebabkan sembelit, gangguan menstruasi, dan impotensi. Jika memakai jarum
suntik bergantian berisiko tertular virus hepatitis B/C (penyakit radang hati).
Juga berisiko tertular HIV/AIDS yang menurunkan kekebalan tubuh, sehingga mudah
terserang infeksi, dan dapat menyebabkan kematian. Ganja menyebabkan hilangnya
minat, daya ingat terganggu, gangguan jiwa, bingung, depresi, serta menurunnya
kesuburan. Sedangkan kokain dapat menyebabkan tulang sekat hidung menipis atau
berlubang, hilangnya memori, gangguan jiwa, kerja jantung meningkat, dan
serangan jantung.
Jadi,
perasaan nikmat, rasa nyaman, tenang atau rasa gembira yang dicari mula-mula
oleh pemakai narkoba, harus dibayar sangat mahal oleh dampak buruknya. Seperti
ketergantungan, kerusakan berbagai organ tubuh, berbagai macam penyakit,
rusaknya hubungan dengan keluarga dan teman-teman, rongrongan bahkan
kebangkrutan keuangan, rusaknya kehidupan moral, putus sekolah, pengangguran,
serta hancurnya masa depan dirinya.
Akibat lain
menurut dia adalah terancam disfungsi seksual. Dalam hal ini narkoba
mengakibatkan kecanduan yang sulit diatasi karena adanya withdrawal syndrome
yang dikenal sebagai “sakauw”. Belakangan ini penyalahgunaannya semakin luas di
kalangan masyarakat, baik muda maupun tua. Banyak alasan dikemukakan. Dari
sebagai gaya hidup, dibujuk orang lain agar tergantung dan penjadi kemudian
pelanggan tetap, sebagai pelarian dari masalah, dan belakangan popular anggapan
narkoba bisa meningkatkan fungsi seksual. Anggapan itu tidak terbukti,
sebaliknya dapat merusak fungsi seksual dan organ tubuh yang lain.
Ada beberapa
golongan Narkoba; narkotika (opiat, candu), halusinogenik (ganja atau
mariyuana), stimulan (ecstasy, shabu-shabu), depresan (obat penenang).
Masing-masing memiliki efek sendiri-sendiri terhadap penggunanya.
Opiat yang menghasilkan heroin
atau putauw membuat perasaan pengguna seperti melayang, enak atau senang luar
biasa (euforia). Ganja atau mariyuana (kelompok halusinogenik) akibatkan
timbulnya halusinasi, sebagai pengguna tampak senang berkhayal. 40 – 60%
pengguna melaporkan efek samping yang tidak menyenangkan seperti muntah, sakit
kepala, tremor, otot terasa lemah, bingung, cemas, ingin bunuh diri dan
lain-lain. Sementara zat stimulant (ecstasy, shabu-shabu), zat terkandung di
dalamnya merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan rangsangan fisik dan
psikis. Pengguna ecstasy bersemangat tinggi, selalu gembira, ingin bergerak
terus, sampai tak ingin tidur dan makan.
Penyalahgunaan
narkoba mengakibatkan gangguan fisik dan psikis. Semua tergantung jenis narkoba
yang dipakai, cara penggunaan dan lamanya penggunaan. Gangguan itu yang terjadi
antara lain; kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, lambung, paru/pernafasan,
jantung dan pembuluh darah, penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik yang
dipakai bergantian, kelumpuhan otot, gangguan neurologis, kehamilan, kelainan
hormon, dan kanker.
Sementara
gangguan psikisnya adalah; sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi,
kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku sampai mengalami sakit
jiwa. Akibat fisik dan psikis adalah kurang bisa berhubungan sosial dengan
orang lain, merugikan orang lain, contoh: perkelahian, kecelakaan lalu lintas.
Narkoba, kata
Agen, juga mengganggu fungsi seksual reproduksi. Heroin, walaupun menimbulkan
euforia, tetapi berpengaruh buruk bagi fungsi seksual. Pada pria bisa
menurunkan kadar hormon testosteron, menurunnya dorongan seks, disfungsi ereksi
dan hambatan ejakulasi. Pada wanita menurunnya dorongan seksual, kegagalan
orgasme, terhambatnya menstruasi, gangguan kesuburan, mengecilnya payudara dan
keluarnya cairan dari payudara.
Sedangkan
Mariyuana selain menimbukan halusinasi berakibat buruk pula bagi fungsi
seksual.Pada pria, bisa membuat ukuran testis atau buah pelir mengecil.
Menurunnya kadar hormon testosteron, pembesaran payudara pria, dorongan seksual
menurun, disfungsi ereksi, gangguan pada sperma. Sementara pada wanita bias
mengakibatkan gangguan pada sel telur, hambatan menjadi hamil/ terhambatnya
proses kelahiran, dorongan seksual menurun.
Ecstasy
sendiri sifat stimulannya membuat pengguna terus bersemangat tinggi, gembira,
ingin gerak terus. Meskipun menimbulkan pengaruh merangsang, tetapi tidak
timbulkan efek positif bagi fungsi seksual. Ecstasy meningkatkan pelepasan
neurotransmitter dopamin di dalam otak, yang kemudian merangsang perilaku
seksual dan bisa mengakibatkan hilangnya kemampuan untuk mengontrol perilaku
seksual. Pengguna jadi berani melakukan hubungan seks tanpa pikirkan resiko
yang mungkin terjadi.
Sementara
Depresan atau obat penenang dapat pula berakibat buruk terhadap fungsi seksual.
Penggunaan barbiturat menyebabkan gangguan metabolisme testosteron dan
estrogen. Pada pria bisa menurunkan dorongan seksual dan disfungsi ereksi. Pada
wanita mengakibarkan gangguan menstruasi, dorongan seksual menurun dan sukar
mencapai orgasme.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan
berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan
khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza
yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Semua istilah
ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok
senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar
kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu.Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di
luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
3.2 Saran
Dengan kita mengetahui dampak dari
penyalahgunaana narkoba, diharapkan kita sebagai generasi muda tidak
menyalahgukan pemakaian narkoba. Karena Narkoba memiliki dampak negative yang
luar biasa bagi pemakainya. Untuk menyelamatkan generasi muda kita patut menjauhi
Narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
BNN.2007.Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini.BNN
0 comments:
Post a Comment