Hasil karya tangan dan pemikiranku

Calon Tenaga Kesehatan yang sedang menuntuk ilmu di Politeknik Kesehatan Denpasar.

Aku Suka Berbagi, Ayo Berbagi Bersamaku

Calon Tenaga Kesehatan yang sedang menuntuk ilmu di Politeknik Kesehatan Denpasar.

Hidup di Bali adalah Anugerah Bagiku

Calon Tenaga Kesehatan yang sedang menuntuk ilmu di Politeknik Kesehatan Denpasar.

Enjoy, Happy, Smile, is everything that i am learning now

Calon Tenaga Kesehatan yang sedang menuntuk ilmu di Politeknik Kesehatan Denpasar.

Hidup Itu Indah, Bila kau mensyukurinya

Calon Tenaga Kesehatan yang sedang menuntuk ilmu di Politeknik Kesehatan Denpasar.

Wednesday, May 27, 2015

Bonus Demografi : Sejahterakan Indonesia, Bebaskan dari Narkoba

Narkoba adalah istilah untuk narkotika, psikotropika dan bahan berbahaya lainnya. Istilah lain yang sering dipakai adalah NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotoprika, dan Zat Adiktif lainnya). Menurut undang-undang RI Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkokita, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Pada awalnya Narkoba digunakan sebagai obat dalam bidang kedokteran, narkoba berfungsi sebagai obat bius kepada pasien yang akan menjadi operasi. Namun seiring perkembangannya, narkoba banyak disalahgunakan.
Penyalahguna Narkoba beberapa tahun terakhir diperkirakan meningkat, bahkan jumlah sebenarnya diperkirakan sesuai dengan fenomena gunung es, dimana jumlah kasus yang ada jauh lebih besar daripada kasus yang dilaporkan atau dikumpulkan.
Provinsi Jawa Timur dalam 3 tahun terakhir masih menempati urutan pertama jumlah kasus Narkoba berdasarkan provinsi. Begitu pula halnya menurut jumlah tersangka narkoba, Provinsi Jawa Timur menempati urutan pertama yang jumlah tersangkanya paling banyak dan mengalami peningkatan dari tahun 2010-2012 yang semula 6395 tersangka di tahun 2010 meningkat menjadi 81.42 tersangka di tahun 2012.
Bukan hanya merugikan diri sendiri, penyalahgunaan narkoba juga memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat sekitarnya. Begitu pula halnya dengan keluarga, penyalahguna narkoba terkadang sering menyendiri dari keluarganya, atau jarang berada di rumah, sehingga dapat disimpulkan bahwa menyalahgunakan narkoba dapat merugikan semua pihak.
Berdasarkan data yang diperoleh, dari tahun 2012-2014, terjadi pergeseran rerata usia penyalahguna narkoba, dari usia <30 tahun, menjadi >30 tahun, hal ini menunjukkan bahwa mereka yang produktif menjadi salah satu sasaran peredaran narkoba. Bila sebelumnya masalah yang kita hadapi adalah kejahatan yang dilakukan oleh pengguna narkoba untuk memenuhi kebutuhan narkobanya, maka bergeser menjadi beralihnya alokasi pendapatan keluarga dari pembiayaan kebutuhan keluarga menjadi pemenuhan kebutuhan sendiri (penyalahguna narkoba).
Harga narkoba tidak murah, hal-hal yang menimbulkan ketergantungan yang susah dihentikan memiliki harga yang menjulang tinggi, seperti halnya rokok. Hal tersebut ditambah dengan bertambahnya dosis narkoba setiap kali pemakaian berikutnya untuk mendapatkan hasil seperti yang diinginkan, yang berarti uang yang diperlukan untuk membeli narkoba akan semakin meningkat dan penurunan alokasi untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga.  Meskipun pendapatan keluarga yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan dalam keluarga tersebut, bukankah lebih baik bila seluruh pendapatan digunakan untuk hal yang lebih bermakna bagi keluarga dan masa depan anak-anaknya, seperti investasi, buka usaha, atau diasuransikan sehingga kesejahteraan keluarga dapat dicapai lebih baik.

Narkoba tidak selamanya memberikan dampak baik bagi tubuh kita, bahkan tidak sama sekali. Produktifitas seorang penyalahguna narkoba dapat menurun sehingga penghasilannya pun menurun. Melihat hal tersebut, dari usia penyalahguna narkoba yang merupakan usia produktifitas untuk membiayai kebutuhan keluarga dan dampak negatif narkoba bagi penyalahgunanya, maka dikemudian hari kesejahteraan keluarga akan berkurang sehingga akan ada kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi.
Beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki era bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif (remaja dan dewasa)  lebih banyak dibandingkan penduduk non produktif (anak dan lansia), dan pada tahun 2020 diperkirakan akan menjadi 160 -180 juta penduduk usia produktif. Bila trend penyalahgunaan narkoba tetap ada terutama pada usia tersebut, maka era bonus demografi tidak akan memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
Selain itu, era bonus demografi akan tetap berjalan sampai tahun 2050. Hal tersebut berarti anak-anak sekarang akan menjadi dewasa pada tahun tersebut dan menggantikan peran penduduk usia produktif sekarang yang pada saat itu akan menjadi lansia. Mencegah anak-anak untuk menjadi bagian dari penyalahguna narkoba merupakan hal yang perlu dilakukan. Kegiatan tersebut dapat dimulai dari mengenalkan narkoba kepada anak-anak, mengenalkan bukan berarti memberikan anak untuk mencicipi narkoba, tetapi memberikan dan menambah pengetahuan anak mengenai narkoba, mulai dari pengertian, jenis-jenis narkoba, efek dan dampak narkoba, serta buruknya narkoba bagi kehidupan seseorang.

Pengenalan terhadap narkoba tersebut dapat dan lebih baik bila dilakukan secara kompak oleh orantyua/lkeluarga, guru/sekolah, dan masyarakat sekitar. Orangtua yang memiliki lebih banyak waktu bersama anak dapat memberikan dorongan kepada anak untuk berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik dan menghindari narkoba serta memberikan contoh penyalahguna narkoba yang merusak kehidupan orang tersebut. Guru/sekolah dapat memberikan materi dan pengetahuan mengenai narkoba, jenis, dampak, dan cara menghindari narkoba.  Serta dilingkungan masyarakat dapat memberikan contoh masyarakat yang baik yang tidak menyalahgunakan narkoba, memberikan kegiatan positif kepada kalangan anak dan melarang peredaran narkoba di lingkungan tersebut. Dengan melakukan kegiatan tersebut kepada anak, maka kita sudah berarti memberikan bekal kepada anak untuk tidak menjadikan narkoba sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Kita tahu narkoba, kita tahu bahayanya, kita juga tahu dampaknya, oleh karena itu, seharusnya kita bisa menghindarinya, dan mengajak saudara-saudara kita untuk bisa terhindar dari bahaya narkoba. Bila kita sendiri tidak sadar akan hal tersebut, maka kita tidak bisa mengajak orang lain untuk menyadarinya, dan semakin dini kita tahu, maka semakin banyak pula kebaikan yang dapat kita sebarkan, serta bila kita memiliki masalah, narkoba bukanlah pilihan sebagai upaya untuk pemecahannya.
Ayo remaja Indonesia, mari kita saling mengulurkan tangan menularkan virus Anti Narkoba, dan hari anti narkoba tanggal 26 Juni dapat kita jadikan sebagai hari kebesaran bahwa kita memang bebas dari narkoba.
Satu langkah kecil wujudkan mimpi sejuta penduduk Indonesia. Mari bahu membahu membantu pemerintah mewujudkan Indonesia bebas Narkoba dan memanfaatkan era Bonus Demografi dengan maksimal sehingga Indonesia dapat menjadi negara maju yang mensejahterakan masyarakatnya.

Sumber :

Thursday, May 21, 2015

Tak Perlu Kau Temukan

Malam itu sangat indah,
Ketika bintang bersinar dalam kegelapan
Disaat bulan menjadi satu yang paling terang
Menghiasi langit hitam yang pekat
Mewarnai lembaran gambar yang tercetak rapi

Aku memasrahkan semuanya
Setahuku, Ini bisa membuatku bahagia
Ku lepaskan beban di pundakku
Ku nikmati vodka, dan ku biarkan dia
Sosok lelaki yang tak terlalu ku cinta
Untuk menikmati setiap lekukan ciptaan Tuhan
Yang terbentuk rapi sebagai tubuhku

**
Aku tahu, aku tak bisa kembali ke waktu itu
Waktu-waktu yang aku habiskan dalam kesenangan
Bersama kawan dan sahabat
Yang aku kenal seiring waktu berjalan
Yang aku ajak bersama susah dan senang
Menjalani kehidupan di perantauan
Memikul beban yang dinamakan mahasiswa
Tanpa khawatir biaya Orangtuaku
Siang Malam Membanting tulang
Demi mengirimkan uang
Untuk anak tunggal
Yang tak mengerti menghargai

Aku tahu, tak semua orang bisa merasakan yang sama
Ketika namamu tertulis dalam deretan 10 teratas
Dalam sebuah kertas coklat
Yang berjudulkan "Mahasiswa Baru di sebuah universitas ternama
di Indonesia
Bangga Ku rasa, pada diriku ini, sewaktu itu

Aku tahu, Tak seharusnya aku terlena
Tak Seharusnya aku menyerah
Oleh Tugas dan Beban yang mendera
Yang selalu ada setiap kali hari berganti

Aku Tahu, seharusnya aku belajar
Setiap malam, aku selalu mengganti pakaianku
Menggunakan dress hitam atau merah kesukaanku
Bukan untuk bercumbu dengan buku
Hanya untuk sekedar melepas penat
Dengan Lelaki dan minuman berbotol

Seperti Tugas yang dulu aku kerjakan
Yang diawal hanyalah Pendahuluan
Dan kini aku tahu diakhir BAB ada penyesalan
Jauh terselip di belakang daftar pustaka

Gelar tak dapat ku raih
Anak kini ku rawat, tanpa pria berstatuskan suami
ARV rutin ku minum
Dengan Jutaan Virus yang menetap di badanku

Aku mengerti, betapa susahnya nanti
Saat Kemara, bayi kecil ini tumbuh nanti
Ketika dia akan menginjak dewasa
Ketika nanti dia telah mengenal Dunia
Apa aku bisa merawatnya ?
Atau dia akan meniruku ? Contoh nyata dalam hidupnya

Buat kau yang masih remaja
Buat kau yang sedang resah, gelisah, gundah karena tugas
Kerjakan ia,
Ia tak meminta banyak darimu
Ia hanya akan membawamu menemui nilai akhir
Sebagai salah satu syarat kau keluar dengan gelarmu
Entah Kuliah, SMP, SMA

Tak perlu kau temukan dan ikuti jejakku

:)




Wednesday, May 20, 2015

Siapkan Remaja Indonesia dalam Menghadapi Era Bonus Demografi melalui PIK R / M

Beberapa bulan yang lalu, saya mendapat sebuah undangan untuk menghadiri resepsi pernikahan, perasaan senang sekaligus kasian hadir bersamaan dibenak saya. Mengapa demikian ? teman saya tersebut adalah teman seperjuangan saya meraih gelar Amd. Kep. yang tahun depan (semoga) akan ditambahkan di belakang nama kami.
Beberapa tahun yang lalu, ketika saya masih menyandang predikat sebagai seorang siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas, tetangga saya yang sebaya dan setingkat dengan saya (di sekolah yang berbeda) memberikan undangan kepada keluarga saya untuk menghadiri pesta pernikahannya. Tidak hanya saya, dan para tamu yang hadir pada saat itu memberikan hadiah kepadanya, tetapi Tuhan juga memberikan hadiah yang istimewa, meski beberapa bulan setelah resepsi tersebut diadakan, teman saya melahirkan seorang anak laki-laki beberapa hari sebelum dia berulang tahun yang ke tujuh belas atau yang disebut Sweet Seventeen . Bila pada tahun yang sama, saya merayakan ulang tahun saya dengan berlibur bersama sahabat dan keluarga saya, menikmati indahnya masa remaja, tetapi teman saya merayakannya dengan keluarga kecilnya, mungkin dia bahagia, tapi saya tahu tidak sebahagia yang saya rasakan.
Tidak hanya itu, ketika saya harus belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional tingkat SMP tahun 2010, teman saya sedang mempersiapkan diri menuju hari pernikahannya. Kami telah menempuh pendidikan SMP selama tiga tahun bersama-sama, hingga pada akhirnya kami berpisah di tahun akhir pendidikan kami, tapi saat itu saya bahagia, karena saya pikir, setiap orang punya jalannya masing-masing dan dia telah memilih jalannya.
Sebuah pemikiran yang saat ini saya sebut aneh menghampiri saya pada waktu-waktu seperti itu, "alangkah indahnya kita bisa menikmati hidup berkeluarga pada usia muda, ada teman untuk berbagi masalah yang kita hadapi, dan memiliki waktu yang lebih lama untuk menjalani sisa hidup dalam ikatan keluarga, saya iri kepada mereka", namun kini saya merasa lucu ketika mengingat pemikiran saya tersebut.
Bagaimana tidak ? semua yang saya pikirkan itu hanyalah ilusi semata, tidak semuanya benar, bahkan berbanding terbalik. Hidup berkeluarga di usia muda sehingga ada teman berbagi, kenyataannya tidak seperti itu, berkeluarga di usia muda akan membuat kita lepas dari masalah sebagai siswa/mahasiswa (tugas dari sekolah) namun memberikan kita masalah baru yang tentunya taraf kesukaran masalah itu belum sesuai dengan usia kita. Menjadi orangtua di usia muda berarti kita siap untuk membiayai kebutuhan keluarga kita, apapun alasannya setiap hari kita harus menyediakan uang untuk memenuhi kebutuhan kita, terutama kebutuhan primer berupa makanan, bila menjadi seorang anak kita dibiayai orangtua kita, maka setelah kita menikah apakah selamanya orangtua kita akan membiayainya ? saya yakin tidak.
Keluarga berperan penting dalam awal kehidupan seorang anak, anak mendapatkan modal untuk kehidupan sosial selanjutnya dari keluarga, oleh karena itu, ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat bagi anak seharusnya dapat memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan 8 fungsi keluarga yaitu : 
1.   Fungsi keagamaan, yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2.   Fungsi sosial budaya, dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga     
3.   Fungsi cinta kasih, diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta memberikan perhatian diantara anggota keluarga
4.   Fungsi melindungi, bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman     
5.   Fungsi reproduksi, merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan,memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga       
6.   Fungsi sosialisasi dan pendidikan, merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik  
7.   Fungsi ekonomi, adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa datang.      
8.   Fungsi pembinaan lingkungan, adalah menciptakan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitar dan alam.
Membangun keluarga yang baik merupakan salah satu syarat agar keluarga tersebut dapat memberikan memenuhi ke-8 fungsi keluarga tersebut di atas, sehingga remaja perlu mengenal pendewasaan usia perkawinan. Dalam pendewasaan usia perkawinan, usia minimum perkawinan untuk wanita adalah 21 tahun, sedangkan laki-laki adalah 25 tahun, karena pada usia tersebut, wanita dan laki-laki dianggap sudah matang dalam segi fisik dan mental sehingga siap untuk menghadapi permasalahan yang mungkin muncul dalam perkawinan.
8 fungsi keluarga tersebut memiliki peran yang penting dalam perkembangan seorang anak karena pada saat ini Indonesia sedang mempersiapkan diri menuju era bonus demografi yang telah terjadi sejak tahun 2008 dan akan memasuki puncaknya pada tahun 2020-2050. Hal itu berarti jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak daripada penduduk usia non-produktif (<15 dan >65 tahun). Kesempatan emas untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik, jika penduduk usia produktif tersebut aktif dalam artian mampu memperoleh penghasilan untuk mensejahterakan keluarganya.
Bila puncak era bonus demografi pada tahun 2020 sampai 2050, maka pada tahun-tahun ini kita masih memiliki kesempatan untuk menciptakan usia produktif yang aktif pada saat itu, yang pada saat ini masih remaja atau dewasa muda melalui peningkatan taraf pendidikan, peningkatan keterampilan, pencegahan kenakalan remaja, dan persiapan memasuki kehidupan berkeluarga.
Life skill merupakan salah satu materi yang memberikan pelatihan keterampilan bagi remaja. Dalam life skill, remaja tidak hanya diberikan teori melainkan juga praktik keterampilan sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk meraih penghasilan.
Life Skill mengajarkan remaja untuk membuat usaha sendiri, menciptakan usaha melalui kreatifitas dan menghasilkan uang dari usaha yang dilakukan, sehingga dengan memiliki keterampilan melalui pelatihan life skill, remaja yang akan tumbuh menjadi dewasa (usia produktif) yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga tidak tergantung kepada lowongan pekerjaan yang ada, bahkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi yang lain.
Selain itu, life skill juga dapat berperan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha pada remaja, sehingga kedepannya semakin banyak pengusaha Indonesia karena pada saat ini, penduduk Indonesia yang menjadi wirausaha hanya 1,65% sedangkan negara tetangga kita, Singapura sebesar 12 % dan malaysia 4%.
Salah satu faktor penting lainnya yang menentukan masa depan remaja untuk lebih produktif adalah menghindari kenakalan remaja. Kenakalan remaja tersebut dapat berupa penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, seks bebas, merokok, mabuk-mabukan, dan tawuran. Kenakalan remaja dapat menyebabkan masa remaja, yang merupakan masa untuk mempersiapkan diri menghadapi usia dewasa menjadi hancur.
 Life skill, Pendewasaan usia perkawinan (PUP), Kenakalan remaja adalah materi yang disebarluaskan oleh remaja melalui PIK R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) /PIK M (Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa) yang merupakan salah satu program kerja BKKBN, selain materi tersebut, terdapat juga Triad KRR (kesehatan reproduksi remaja) dan Narkoba. Semua materi tersebut berperan penting untuk menambah wawasan remaja mempersiapkan diri menjadi dewasa yang produktif dan berkontribusi bagi negara.

Istimewanya, dalam PIK R / PIK M ini, remaja diberikan materi oleh sebayanya, mengingat remaja lebih cepat memahami, mengerti, dan menerima pesan yang disampaikan oleh sebayanya, maka hal ini sangat menguntungkan bila remaja menerima informasi tersebut dari sebayanya atau yang dalam PIK R / PIK M dikenal dengan pendidik sebaya yang tentunya sudah dididik dan diberikan pengetahuan dan keterampilan untuk menyebarkan informasi tersebut kepada sebayanya.
Pengalaman saya, selama 5 tahun sudah menjadi bagian dari pendidik sebaya PIK R sewaktu SMA dan PIK M selama kuliah, saya mendapatkan banyak informasi yang berguna bagi saya dan bisa saya sebarkan kepada orang lain yang sebaya saya. Materi yang saya dapatkan tersebut membantu saya untuk mengoreksi pemikiran-pemikiran aneh yang hadir ketika saya melihat sikap dan perilaku teman saya. Hal itulah yang membuat saya bersemangat untuk menyebarkan informasi tersebut kepada orang lain terutama yang sebaya, agar mereka juga dapat mengoreksi pemikiran aneh mereka, seperti yang terjadi kepada saya.
Jadi Ayo remaja tunggu apa lagi, persiapkan dirimu menghadapi era bonus demografi dan ambillah peranmu untuk berkontribusi bagi negara kita, Indonesia.

Sumber :