Hasil karya tangan dan pemikiranku

Calon Tenaga Kesehatan yang sedang menuntuk ilmu di Politeknik Kesehatan Denpasar.

Aku Suka Berbagi, Ayo Berbagi Bersamaku

Calon Tenaga Kesehatan yang sedang menuntuk ilmu di Politeknik Kesehatan Denpasar.

Hidup di Bali adalah Anugerah Bagiku

Calon Tenaga Kesehatan yang sedang menuntuk ilmu di Politeknik Kesehatan Denpasar.

Enjoy, Happy, Smile, is everything that i am learning now

Calon Tenaga Kesehatan yang sedang menuntuk ilmu di Politeknik Kesehatan Denpasar.

Hidup Itu Indah, Bila kau mensyukurinya

Calon Tenaga Kesehatan yang sedang menuntuk ilmu di Politeknik Kesehatan Denpasar.

Wednesday, May 27, 2015

Bonus Demografi : Sejahterakan Indonesia, Bebaskan dari Narkoba

Narkoba adalah istilah untuk narkotika, psikotropika dan bahan berbahaya lainnya. Istilah lain yang sering dipakai adalah NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotoprika, dan Zat Adiktif lainnya). Menurut undang-undang RI Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkokita, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Pada awalnya Narkoba digunakan sebagai obat dalam bidang kedokteran, narkoba berfungsi sebagai obat bius kepada pasien yang akan menjadi operasi. Namun seiring perkembangannya, narkoba banyak disalahgunakan.
Penyalahguna Narkoba beberapa tahun terakhir diperkirakan meningkat, bahkan jumlah sebenarnya diperkirakan sesuai dengan fenomena gunung es, dimana jumlah kasus yang ada jauh lebih besar daripada kasus yang dilaporkan atau dikumpulkan.
Provinsi Jawa Timur dalam 3 tahun terakhir masih menempati urutan pertama jumlah kasus Narkoba berdasarkan provinsi. Begitu pula halnya menurut jumlah tersangka narkoba, Provinsi Jawa Timur menempati urutan pertama yang jumlah tersangkanya paling banyak dan mengalami peningkatan dari tahun 2010-2012 yang semula 6395 tersangka di tahun 2010 meningkat menjadi 81.42 tersangka di tahun 2012.
Bukan hanya merugikan diri sendiri, penyalahgunaan narkoba juga memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat sekitarnya. Begitu pula halnya dengan keluarga, penyalahguna narkoba terkadang sering menyendiri dari keluarganya, atau jarang berada di rumah, sehingga dapat disimpulkan bahwa menyalahgunakan narkoba dapat merugikan semua pihak.
Berdasarkan data yang diperoleh, dari tahun 2012-2014, terjadi pergeseran rerata usia penyalahguna narkoba, dari usia <30 tahun, menjadi >30 tahun, hal ini menunjukkan bahwa mereka yang produktif menjadi salah satu sasaran peredaran narkoba. Bila sebelumnya masalah yang kita hadapi adalah kejahatan yang dilakukan oleh pengguna narkoba untuk memenuhi kebutuhan narkobanya, maka bergeser menjadi beralihnya alokasi pendapatan keluarga dari pembiayaan kebutuhan keluarga menjadi pemenuhan kebutuhan sendiri (penyalahguna narkoba).
Harga narkoba tidak murah, hal-hal yang menimbulkan ketergantungan yang susah dihentikan memiliki harga yang menjulang tinggi, seperti halnya rokok. Hal tersebut ditambah dengan bertambahnya dosis narkoba setiap kali pemakaian berikutnya untuk mendapatkan hasil seperti yang diinginkan, yang berarti uang yang diperlukan untuk membeli narkoba akan semakin meningkat dan penurunan alokasi untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga.  Meskipun pendapatan keluarga yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan dalam keluarga tersebut, bukankah lebih baik bila seluruh pendapatan digunakan untuk hal yang lebih bermakna bagi keluarga dan masa depan anak-anaknya, seperti investasi, buka usaha, atau diasuransikan sehingga kesejahteraan keluarga dapat dicapai lebih baik.

Narkoba tidak selamanya memberikan dampak baik bagi tubuh kita, bahkan tidak sama sekali. Produktifitas seorang penyalahguna narkoba dapat menurun sehingga penghasilannya pun menurun. Melihat hal tersebut, dari usia penyalahguna narkoba yang merupakan usia produktifitas untuk membiayai kebutuhan keluarga dan dampak negatif narkoba bagi penyalahgunanya, maka dikemudian hari kesejahteraan keluarga akan berkurang sehingga akan ada kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi.
Beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki era bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif (remaja dan dewasa)  lebih banyak dibandingkan penduduk non produktif (anak dan lansia), dan pada tahun 2020 diperkirakan akan menjadi 160 -180 juta penduduk usia produktif. Bila trend penyalahgunaan narkoba tetap ada terutama pada usia tersebut, maka era bonus demografi tidak akan memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
Selain itu, era bonus demografi akan tetap berjalan sampai tahun 2050. Hal tersebut berarti anak-anak sekarang akan menjadi dewasa pada tahun tersebut dan menggantikan peran penduduk usia produktif sekarang yang pada saat itu akan menjadi lansia. Mencegah anak-anak untuk menjadi bagian dari penyalahguna narkoba merupakan hal yang perlu dilakukan. Kegiatan tersebut dapat dimulai dari mengenalkan narkoba kepada anak-anak, mengenalkan bukan berarti memberikan anak untuk mencicipi narkoba, tetapi memberikan dan menambah pengetahuan anak mengenai narkoba, mulai dari pengertian, jenis-jenis narkoba, efek dan dampak narkoba, serta buruknya narkoba bagi kehidupan seseorang.

Pengenalan terhadap narkoba tersebut dapat dan lebih baik bila dilakukan secara kompak oleh orantyua/lkeluarga, guru/sekolah, dan masyarakat sekitar. Orangtua yang memiliki lebih banyak waktu bersama anak dapat memberikan dorongan kepada anak untuk berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik dan menghindari narkoba serta memberikan contoh penyalahguna narkoba yang merusak kehidupan orang tersebut. Guru/sekolah dapat memberikan materi dan pengetahuan mengenai narkoba, jenis, dampak, dan cara menghindari narkoba.  Serta dilingkungan masyarakat dapat memberikan contoh masyarakat yang baik yang tidak menyalahgunakan narkoba, memberikan kegiatan positif kepada kalangan anak dan melarang peredaran narkoba di lingkungan tersebut. Dengan melakukan kegiatan tersebut kepada anak, maka kita sudah berarti memberikan bekal kepada anak untuk tidak menjadikan narkoba sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Kita tahu narkoba, kita tahu bahayanya, kita juga tahu dampaknya, oleh karena itu, seharusnya kita bisa menghindarinya, dan mengajak saudara-saudara kita untuk bisa terhindar dari bahaya narkoba. Bila kita sendiri tidak sadar akan hal tersebut, maka kita tidak bisa mengajak orang lain untuk menyadarinya, dan semakin dini kita tahu, maka semakin banyak pula kebaikan yang dapat kita sebarkan, serta bila kita memiliki masalah, narkoba bukanlah pilihan sebagai upaya untuk pemecahannya.
Ayo remaja Indonesia, mari kita saling mengulurkan tangan menularkan virus Anti Narkoba, dan hari anti narkoba tanggal 26 Juni dapat kita jadikan sebagai hari kebesaran bahwa kita memang bebas dari narkoba.
Satu langkah kecil wujudkan mimpi sejuta penduduk Indonesia. Mari bahu membahu membantu pemerintah mewujudkan Indonesia bebas Narkoba dan memanfaatkan era Bonus Demografi dengan maksimal sehingga Indonesia dapat menjadi negara maju yang mensejahterakan masyarakatnya.

Sumber :

Thursday, May 21, 2015

Tak Perlu Kau Temukan

Malam itu sangat indah,
Ketika bintang bersinar dalam kegelapan
Disaat bulan menjadi satu yang paling terang
Menghiasi langit hitam yang pekat
Mewarnai lembaran gambar yang tercetak rapi

Aku memasrahkan semuanya
Setahuku, Ini bisa membuatku bahagia
Ku lepaskan beban di pundakku
Ku nikmati vodka, dan ku biarkan dia
Sosok lelaki yang tak terlalu ku cinta
Untuk menikmati setiap lekukan ciptaan Tuhan
Yang terbentuk rapi sebagai tubuhku

**
Aku tahu, aku tak bisa kembali ke waktu itu
Waktu-waktu yang aku habiskan dalam kesenangan
Bersama kawan dan sahabat
Yang aku kenal seiring waktu berjalan
Yang aku ajak bersama susah dan senang
Menjalani kehidupan di perantauan
Memikul beban yang dinamakan mahasiswa
Tanpa khawatir biaya Orangtuaku
Siang Malam Membanting tulang
Demi mengirimkan uang
Untuk anak tunggal
Yang tak mengerti menghargai

Aku tahu, tak semua orang bisa merasakan yang sama
Ketika namamu tertulis dalam deretan 10 teratas
Dalam sebuah kertas coklat
Yang berjudulkan "Mahasiswa Baru di sebuah universitas ternama
di Indonesia
Bangga Ku rasa, pada diriku ini, sewaktu itu

Aku tahu, Tak seharusnya aku terlena
Tak Seharusnya aku menyerah
Oleh Tugas dan Beban yang mendera
Yang selalu ada setiap kali hari berganti

Aku Tahu, seharusnya aku belajar
Setiap malam, aku selalu mengganti pakaianku
Menggunakan dress hitam atau merah kesukaanku
Bukan untuk bercumbu dengan buku
Hanya untuk sekedar melepas penat
Dengan Lelaki dan minuman berbotol

Seperti Tugas yang dulu aku kerjakan
Yang diawal hanyalah Pendahuluan
Dan kini aku tahu diakhir BAB ada penyesalan
Jauh terselip di belakang daftar pustaka

Gelar tak dapat ku raih
Anak kini ku rawat, tanpa pria berstatuskan suami
ARV rutin ku minum
Dengan Jutaan Virus yang menetap di badanku

Aku mengerti, betapa susahnya nanti
Saat Kemara, bayi kecil ini tumbuh nanti
Ketika dia akan menginjak dewasa
Ketika nanti dia telah mengenal Dunia
Apa aku bisa merawatnya ?
Atau dia akan meniruku ? Contoh nyata dalam hidupnya

Buat kau yang masih remaja
Buat kau yang sedang resah, gelisah, gundah karena tugas
Kerjakan ia,
Ia tak meminta banyak darimu
Ia hanya akan membawamu menemui nilai akhir
Sebagai salah satu syarat kau keluar dengan gelarmu
Entah Kuliah, SMP, SMA

Tak perlu kau temukan dan ikuti jejakku

:)




Wednesday, May 20, 2015

Siapkan Remaja Indonesia dalam Menghadapi Era Bonus Demografi melalui PIK R / M

Beberapa bulan yang lalu, saya mendapat sebuah undangan untuk menghadiri resepsi pernikahan, perasaan senang sekaligus kasian hadir bersamaan dibenak saya. Mengapa demikian ? teman saya tersebut adalah teman seperjuangan saya meraih gelar Amd. Kep. yang tahun depan (semoga) akan ditambahkan di belakang nama kami.
Beberapa tahun yang lalu, ketika saya masih menyandang predikat sebagai seorang siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas, tetangga saya yang sebaya dan setingkat dengan saya (di sekolah yang berbeda) memberikan undangan kepada keluarga saya untuk menghadiri pesta pernikahannya. Tidak hanya saya, dan para tamu yang hadir pada saat itu memberikan hadiah kepadanya, tetapi Tuhan juga memberikan hadiah yang istimewa, meski beberapa bulan setelah resepsi tersebut diadakan, teman saya melahirkan seorang anak laki-laki beberapa hari sebelum dia berulang tahun yang ke tujuh belas atau yang disebut Sweet Seventeen . Bila pada tahun yang sama, saya merayakan ulang tahun saya dengan berlibur bersama sahabat dan keluarga saya, menikmati indahnya masa remaja, tetapi teman saya merayakannya dengan keluarga kecilnya, mungkin dia bahagia, tapi saya tahu tidak sebahagia yang saya rasakan.
Tidak hanya itu, ketika saya harus belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional tingkat SMP tahun 2010, teman saya sedang mempersiapkan diri menuju hari pernikahannya. Kami telah menempuh pendidikan SMP selama tiga tahun bersama-sama, hingga pada akhirnya kami berpisah di tahun akhir pendidikan kami, tapi saat itu saya bahagia, karena saya pikir, setiap orang punya jalannya masing-masing dan dia telah memilih jalannya.
Sebuah pemikiran yang saat ini saya sebut aneh menghampiri saya pada waktu-waktu seperti itu, "alangkah indahnya kita bisa menikmati hidup berkeluarga pada usia muda, ada teman untuk berbagi masalah yang kita hadapi, dan memiliki waktu yang lebih lama untuk menjalani sisa hidup dalam ikatan keluarga, saya iri kepada mereka", namun kini saya merasa lucu ketika mengingat pemikiran saya tersebut.
Bagaimana tidak ? semua yang saya pikirkan itu hanyalah ilusi semata, tidak semuanya benar, bahkan berbanding terbalik. Hidup berkeluarga di usia muda sehingga ada teman berbagi, kenyataannya tidak seperti itu, berkeluarga di usia muda akan membuat kita lepas dari masalah sebagai siswa/mahasiswa (tugas dari sekolah) namun memberikan kita masalah baru yang tentunya taraf kesukaran masalah itu belum sesuai dengan usia kita. Menjadi orangtua di usia muda berarti kita siap untuk membiayai kebutuhan keluarga kita, apapun alasannya setiap hari kita harus menyediakan uang untuk memenuhi kebutuhan kita, terutama kebutuhan primer berupa makanan, bila menjadi seorang anak kita dibiayai orangtua kita, maka setelah kita menikah apakah selamanya orangtua kita akan membiayainya ? saya yakin tidak.
Keluarga berperan penting dalam awal kehidupan seorang anak, anak mendapatkan modal untuk kehidupan sosial selanjutnya dari keluarga, oleh karena itu, ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat bagi anak seharusnya dapat memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan 8 fungsi keluarga yaitu : 
1.   Fungsi keagamaan, yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2.   Fungsi sosial budaya, dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga     
3.   Fungsi cinta kasih, diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta memberikan perhatian diantara anggota keluarga
4.   Fungsi melindungi, bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman     
5.   Fungsi reproduksi, merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan,memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga       
6.   Fungsi sosialisasi dan pendidikan, merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik  
7.   Fungsi ekonomi, adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa datang.      
8.   Fungsi pembinaan lingkungan, adalah menciptakan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitar dan alam.
Membangun keluarga yang baik merupakan salah satu syarat agar keluarga tersebut dapat memberikan memenuhi ke-8 fungsi keluarga tersebut di atas, sehingga remaja perlu mengenal pendewasaan usia perkawinan. Dalam pendewasaan usia perkawinan, usia minimum perkawinan untuk wanita adalah 21 tahun, sedangkan laki-laki adalah 25 tahun, karena pada usia tersebut, wanita dan laki-laki dianggap sudah matang dalam segi fisik dan mental sehingga siap untuk menghadapi permasalahan yang mungkin muncul dalam perkawinan.
8 fungsi keluarga tersebut memiliki peran yang penting dalam perkembangan seorang anak karena pada saat ini Indonesia sedang mempersiapkan diri menuju era bonus demografi yang telah terjadi sejak tahun 2008 dan akan memasuki puncaknya pada tahun 2020-2050. Hal itu berarti jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak daripada penduduk usia non-produktif (<15 dan >65 tahun). Kesempatan emas untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik, jika penduduk usia produktif tersebut aktif dalam artian mampu memperoleh penghasilan untuk mensejahterakan keluarganya.
Bila puncak era bonus demografi pada tahun 2020 sampai 2050, maka pada tahun-tahun ini kita masih memiliki kesempatan untuk menciptakan usia produktif yang aktif pada saat itu, yang pada saat ini masih remaja atau dewasa muda melalui peningkatan taraf pendidikan, peningkatan keterampilan, pencegahan kenakalan remaja, dan persiapan memasuki kehidupan berkeluarga.
Life skill merupakan salah satu materi yang memberikan pelatihan keterampilan bagi remaja. Dalam life skill, remaja tidak hanya diberikan teori melainkan juga praktik keterampilan sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk meraih penghasilan.
Life Skill mengajarkan remaja untuk membuat usaha sendiri, menciptakan usaha melalui kreatifitas dan menghasilkan uang dari usaha yang dilakukan, sehingga dengan memiliki keterampilan melalui pelatihan life skill, remaja yang akan tumbuh menjadi dewasa (usia produktif) yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga tidak tergantung kepada lowongan pekerjaan yang ada, bahkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi yang lain.
Selain itu, life skill juga dapat berperan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha pada remaja, sehingga kedepannya semakin banyak pengusaha Indonesia karena pada saat ini, penduduk Indonesia yang menjadi wirausaha hanya 1,65% sedangkan negara tetangga kita, Singapura sebesar 12 % dan malaysia 4%.
Salah satu faktor penting lainnya yang menentukan masa depan remaja untuk lebih produktif adalah menghindari kenakalan remaja. Kenakalan remaja tersebut dapat berupa penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, seks bebas, merokok, mabuk-mabukan, dan tawuran. Kenakalan remaja dapat menyebabkan masa remaja, yang merupakan masa untuk mempersiapkan diri menghadapi usia dewasa menjadi hancur.
 Life skill, Pendewasaan usia perkawinan (PUP), Kenakalan remaja adalah materi yang disebarluaskan oleh remaja melalui PIK R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) /PIK M (Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa) yang merupakan salah satu program kerja BKKBN, selain materi tersebut, terdapat juga Triad KRR (kesehatan reproduksi remaja) dan Narkoba. Semua materi tersebut berperan penting untuk menambah wawasan remaja mempersiapkan diri menjadi dewasa yang produktif dan berkontribusi bagi negara.

Istimewanya, dalam PIK R / PIK M ini, remaja diberikan materi oleh sebayanya, mengingat remaja lebih cepat memahami, mengerti, dan menerima pesan yang disampaikan oleh sebayanya, maka hal ini sangat menguntungkan bila remaja menerima informasi tersebut dari sebayanya atau yang dalam PIK R / PIK M dikenal dengan pendidik sebaya yang tentunya sudah dididik dan diberikan pengetahuan dan keterampilan untuk menyebarkan informasi tersebut kepada sebayanya.
Pengalaman saya, selama 5 tahun sudah menjadi bagian dari pendidik sebaya PIK R sewaktu SMA dan PIK M selama kuliah, saya mendapatkan banyak informasi yang berguna bagi saya dan bisa saya sebarkan kepada orang lain yang sebaya saya. Materi yang saya dapatkan tersebut membantu saya untuk mengoreksi pemikiran-pemikiran aneh yang hadir ketika saya melihat sikap dan perilaku teman saya. Hal itulah yang membuat saya bersemangat untuk menyebarkan informasi tersebut kepada orang lain terutama yang sebaya, agar mereka juga dapat mengoreksi pemikiran aneh mereka, seperti yang terjadi kepada saya.
Jadi Ayo remaja tunggu apa lagi, persiapkan dirimu menghadapi era bonus demografi dan ambillah peranmu untuk berkontribusi bagi negara kita, Indonesia.

Sumber :



Monday, April 20, 2015

selembar pengakuan, saya tidak melakukan apapun!

Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak keempat setelah china, amerika, dan india. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia terlalu manja karena sebagian besar pengusaha yang mendirikan usahanya di indonesia adalah orang luar negeri, ini terbukti dari total pengusaha yang ada di indonesia, dimana hanya 0,2 % dari total keseluruhannya yang merupakan penduduk asli indonesia, sisanya, mereka yang merantau ke negeri kaya dengan penduduk miskin ini.
Siapa yang mengatakan Indonesia itu Miskin ? itu bohong!, lihat saja tanahnya yang subur, dengan deretan gunung berapi yang siap meletus untuk menyuburkan kembali.
Coba dengarkan suara aliran sungai yang mengaliri sawah-sawah petani yang akan menghasilkan padi untuk menghiasi meja makan di setiap saat makan tiba.
Coba lihat deretan pantai yang berbaris di tiap ujung pulau-pulau nan cantik di negeri ini, pantai-pantai yang indah yang mengantarkan nelayan menuju lautan menemui ikan-ikan segar yang menjadi sumber protein bagi penduduk kita.
Pernahkah terdengar suara-suara nyanyian yang mengalun lembut ? itulah suara-suara kebudayaan Indonesia, suara-suara musik yang mengiringi tarian gemulai dan nyanyian yang mengantarkan para putra-putri penerus bangsa menuju kemenangan.
Tanyakan saja pada UNESCO, dimana letak hewan komodo yang hanya ada di satu tempat di Dunia, dan burung-burung indah yang diberi nama cendrawasih, dan Jalak Bali yang mengisi deretan terdepan nama hewan yang hampir punah. Ketiganya ada di Indonesia, habitat alam yang ramah bagi satwa.
Tapi sejenak, mari kita lihat ke permukaan.
Tengoklah sejenak apa yang ada di meja makan setiap pagi ? tak ada ku lihat nasi disana, kemanakah padi itu?
Lihatlah apa yang berderet melauki nasi-nasi yang ada ? hanya seekor ikan kecil yang sekali suap langsung lenyap ke dalam perut kita. Dimana ikan yang ditangkap nelayan kita ?
Luangkan sedikit waktu untuk mendengar kebudayaan kita ? tapi tak terdengar apapun, suara-suara dentuman baja, dan kendaraan bermotor terdengar sangat jelas. Siapa yang berhenti memainkan musiknya ?
Haruskah aku menyalahkannya ? atau mungkin mereka ? dia ? atau ini semua karenamu ? tidak, bukan aku… aku tak melakukan apapun…
Ya itu dia permasalahannya, aku tak melakukan apapun…
Ketika ku lihat mereka mengambil komodo itu, menangkap burung-burung itu,.. aku tak melakukan apapun
Saat aku temui nelayan itu, mereka berpamitan menuju negeri seberang, menjual hasil tangkapannya untuk perbaikan gizi mereka, dan kau tahu ?? aku tak melakukan apapun.
Ketika musik-musik itu mulai melemah, gerak tubuh yang mulai melunglai, dan suara-suara yang mulai serak, aku hanya terdiam dan tak melakukan apapun
Ketika mereka, para calon penguasa tanah kita datang, membeli sedikit-demi sedikit harta kita, menyulapnya menjadi tambang harta untuk kekayaan negerinya, seperti biasa, aku tak melakukan apapun..

Saat tangan-tangan mungil yang semestinya menuliskan kalimat-kalimat di sekolah mengais sedikit demi sedikit rejeki yang terbuang di sekitar rumahnya, kau pasti tahu, bahwa aku tak melakukan apapun.

Tuesday, January 6, 2015

proses keperawatan Lintas Budaya

ehm.. ini tugasku dulu, sekarang aku share ke kalian semua, tapi jangan di copas aja ya, dibaca, dipahami, baru di presentasiin atau di kumpul ke dosen, 
ini hanya sekedar refrensi aja, jadi jangan terpatok sama sumber ini, masih banyak sumber yang lain yang terbaru... selamat mengerjakan tugas.. :)

Proses Keperawatan Lintas Budaya
Proses keperawatan adalah satu pendekatan untuk pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Proses keperawatan mengandung elemen berpikir kritis yang memungkinkan perawat membuat penilaian dan melakukan tindakan berdasarkan nalar. Proses adalah serangkaian tahapan atau komponen yang mengarah pada pencapaian tujuan. Tiga karakteristik dari proses adalah tujuan, organisasi, dan kreativitas (Bevis, 1978). Tujuan adalah maksud spesifik atau tujuan dari proses. Proses keperawatan digunakan untuk mendiagnosa dan mengatasi respons manusia terhadap sehat dan sakit (American Nurses Association, 1980). Organisasi adalah satu rangkaian tahap atau komponen yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Proses keperawatan mencakup lima tahap yaitu pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Kreativitas adalah perkembangan bersinambungan dari prose situ sendiri. Proses keperawatan adalah dinamik dan berkelanjutan. Proses keperawatan memberikan cetak biru untuk berpikir kritis sehingga perawat dapat mengindividualisasikan asuhan dan berespons terhadap kebutuhan pasien dengan tepat waktu dan cara yang masuk akal untuk memperbaiki atau mempertahankan tingkat kesehatan pasien.
Proses keperawatan adalah kerangka kerja dan struktur organisasi yang kreatif untuk memberikan asuhan keperawatan, namun proses keperawatan juga cukup fleksibel dari proses keperawatan adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan keperawatan kesehatan pasien, menentukan prioritas, menetapkan tujuan dan hasil asuhan yang diperkirakan, menetapkan dan mengomunikasikan rencana asuhan yang berpusat pada pasien, memberikan intervensi keperawatan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil dan tujuan pasien yang diharapkan. Bandman dan Bandman (1995) menguraikan seluruhproses keperawatan sebagai suatu rangkai hubungan cara-hasil (means-ends). Cara adalah keakuratan perawat dalam mengkaji, mendiagnosis menangani pasien, dan hasil adalah peningkatan fungsi dan kesejahteraan pasien.
1.      Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui asuhan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip asuhan keperawatan yaitu:
· Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki pasien sehingga pasien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
· Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu pasien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya pasien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
· Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya pasien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup pasien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
Model konseptual yang di kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model). Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berpikir dan memberikan solusi terhadap masalah pasien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien sesuai dengan latar belakang budaya pasien ( Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise Model” yaitu:
1.      Faktor teknologi (technological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji: Persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan pasien memilih pengobatan alternative dan persepsi pasien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini.
2.      Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical factors )
Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk mendapatkan kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang pasien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
3.      Faktos sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social factors )
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga dan hubungan pasien dengan kepala keluarga.
4.      Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang di anggap baik atau buruk. Norma –norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu di kaji pada factor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, perseosi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari- hari dan kebiasaan membersihkan diri.
5.      Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors )
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995 ). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk pasien yang dirawat.
6.      Faktor ekonomi (economical factors)
Pasien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya: pekerjaan pasien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
7.      Faktor pendidikan ( educational factors )
Latar belakang pendidikan pasien adalah pengalaman pasien dalam menempuh jalur formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan pasien maka keyakinan pasien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat pendidikan pasien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sedikitnya sehingga tidak terulang kembali.
·      Prinsip-prinsip pengkajian budaya:
a.    Jangan menggunakan asumsi.
b.   Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya: orang Padang pelit,orang Jawa halus.
c.    Menerima dan memahami metode komunikasi.
 d.    Menghargai perbedaan individual.
 e.     Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan pasien.
 f.     Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi.

2.      Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon pasien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995).
Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :
a.       gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur
b.      gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural
c.      ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

3.      Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya pasien (Giger and Davidhizar, 1995).
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
·         a. mempertahankan budaya yang dimiliki pasien bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan,
·         b. mengakomodasi budaya pasien bila budaya pasien kurang menguntungkan kesehatan dan
·         c. merubah budaya pasien bila budaya yang dimiliki pasien bertentangan dengan kesehatan.
a.       Cultural care preservation/maintenance
1)    Identifikasi perbedaan konsep antara pasien dan perawat
2)    Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan pasien
3)    Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki pasien dan perawat
b.      Cultural careaccomodation/negotiation
1)    Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien
2)    Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
3)    Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan pasien dan standar etik.
c.       Cultual care repartening/reconstruction
1)    Beri kesempatan pada pasien untuk memahami informasi yang diberikan dan melaksanakannya
2)    Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
3)     Gunakan pihak ketiga bila perlu
4)    Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat dipahami oleh pasien dan orang tua
5)    Berikan informasi pada pasien tentang sistem pelayanan kesehatan.
Perawat dan pasien harus mencoba untuk memahami budaya masingmasing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya pasien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien akan terganggu. Pemahaman budaya pasien amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan pasien yang bersifat terapeutik.

4.      Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan pasien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya pasien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki pasien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya pasien.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Perry and Poter . 2001. Fundamental of Nursing: Concept, Process, and Practice, Philadelpia: Mosby.
2.      Soerjono Soekanto.2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
3.      Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Alince C. Geissler. 2006 . Rencana Asuhan Keperawatan. , EGC. Jakarta.

Wednesday, February 5, 2014

Masker bedak bayi baik untuk kulit


Walaupun hanya diperuntukkan untuk bayi saja, produk-produk bayi seringkali masih menjadi pilihan seseorang dalam perawatan tubuh sehari-hari, mulai dari sabun hingga lotion bayi.
Produk bayi selalu menjadi pilihan karena wanginya yang tidak terlalu menyengat dan jaminan bebas iritasi. Salah satu produk bayi yang sering digunakan oleh orang dewasa adalah bedak bayi.
Memang sangat sulit untuk mendapatkan bedak untuk orang dewasa karena seringkali bedak untuk orang dewasa menggunakan terlalu banyak bahan kimia yang dapat membuat kulit seseorang menjadi iritasi dan tidak nyaman.
Sedangkan bedak bayi yang bebas dari parfum dan bahan-bahan tertentu lainnya dapat digunakan oleh siapa saja bahkan yang memiliki kulit sensitif sekalipun.
Selain nyaman digunakan, ternyata bedak bayi memiliki manfaat yang jarang diketahui. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh adalah manfaat masker bedak bayi.
Ternyata bedak bayi yang bebas iritasi sangat baik untuk dijadikan masker terutama masker untuk kulit wajah. Bedak bayi dapat dijadikan masker alami dan memiliki efek samping yang sangat minim.
Penggunaan bedak bayi sebagai masker sebaiknya memilih yang original, yang tidak memiliki wangi parfum yang bermacam-macam. Masker bedak bayi dapat digunakan untuk mengatasi bekas jerawat dan peradangan yang memerah. Bedak bayi memiliki efek yang sama dengan bedak dingin.
Selain lebih mudah dibuat, bedak bayi biasanya memiliki efek yang lebih baik untuk kelembapan dan kehalusan kulit karena dalam bedak bayi biasanya terdapat moisturizer yang membuat kulit tetap halus dan lembap.

Cara Membuat Masker Bedak Bayi

Untuk mendapatkan manfaat masker bedak bayi, ternyata tidaklah terlalu sulit. Pembuatan masker bedak bayi sangatlah mudah dan dapat dilakukan sendiri tanpa perlu bahan-bahan yang sulit dan berantakan seperti membuat bedak dingin.
Membuat masker bedak bayi hanya dalam hitungan menit, adalah dengan cara sebagai berikut;
  • Persiapkan tempat untuk masker, bedak bayi, dan air mineral atau dapat dengan menggunakan air kelopak bunga mawar yang alami (dibuat sendiri).
  • Gunakan bedak bayi sebanyak satu sendok makan dan campur dengan setengah sendok makan air. Perbandingan air dan bedak bayi dapat disesuaikan sendiri, tapi jangan terlalu encer karena nanti akan gagal bila dijadikan masker.
  • Akan lebih baik bila masker dibuat dengan menggunakan air hangat, sehingga dapat sekaligus membunuh kuman-kuman atau bakteri dalam masker.
  • Setelah campuran tersebut merata sempurna dan memiliki kekentalan yang cukup, oleskan secara merata pada kulit wajah dan leher. Untuk mendapat perataan yang sempurna, maka lebih baik bila menggunakan kuas yang bersih sehingga dapat juga meminimalisir iritasi kulit.
  • Biarkan selama kurang lebih satu hingga setengah jam hingga terasa mengeras untuk masker dan cuci bersih dengan menggunakan air hangat. Dan biarkan selama semalaman untuk membantu mengempiskan dan mengurangi kemerahan pada kulit yang berjerawat.
  • Masker bedak bayi ini sangatlah cocok untuk digunakan pada saat cuaca panas atau setelah beraktivitas seharian di luar rumah, karena dapat mendinginkan kulit.
Penggunaan bedak bayi akan lebih baik digunakan setiap satu minggu sekali. Hasil dari manfaat masker bedak bayi dapat langsung dirasakan setelah mencuci muka.
Kulit muka akan terasa lebih halus dan kenyal. Akan tetapi, bila dalam melakukannya terasa gatal atau tiba-tiba terjadi iritasi pada kulit, sebaiknya hentikan pemakaian masker bedak bayi ini.
Terutama bagi mereka yang memiliki kulit berjerawat, ada baiknya bertanya terlebih dahulu pada dokter agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diharapkan.
Selamat mencoba!
dikutip dari www.doktercantik.com